RUWATAN

RUWATAN
a. Arti Ruwatan.

Menurut bahasa, ruwat adalah lepas, bebas, atau ruwat dalam kata urwat (arab) yang berarti tali, ikatan, atau dari kata ngrumat ( jw ) yang berarti menjaga.

Dari arti kata Ruwat di atas bisa didefinisikan, ruwatan : adalah melepaskan diri dari segala perbuatan-perbuatan yang mengikat pada kesengsaraan atau kecelakaan, sehingga tetap terjaga dalam lindungan karunia, rohmat dan ridho Allah SWT. Ruwatan adalah suatu pertaubatan dari segala perbuatan yang melanggar hukum Allah, dengan mengikat janji tidak akan mengulanginya lagi, dan selalu mohon perlindungan kepada Allah dunia akhirat. Itu adalah salah satu usaha untuk menjaga dan melindungi diri dari segala musibah dan kesengsaraan yang akan menimpa

b. Syarat Ruwatan.

Menurut definisi ruwatan diatas, ruwatan adalah : salah satu ibadah kepada Allah SWT, tidak hanya sekedar Tradisi Budaya, dan tentunya harus memenuhi beberapa syarat :

1. Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
2. Memperbanyak amal sholeh, baik ibadah langsung kepada Allah, seperti Sholat, Dzikir, maupun dalam bentuk amal sosial, seperti zakat, sedekah dll. Semuanya dilakukan hanya kerena Allah, semata mengharap rohmat, barokah dan ridlo-Nya dunia – akhirat.
3. Berakhlaq mulia, menjaga hubungan baik, selaras, seimbang, dengan selalu mengedepankan rasa tentram dan damai. Selalu adil dalam menjaga hubungan verikal maupun horizontal (hablum minallah wa hablum minan naas).
Ruwatan Agung Secara Islami

c. Ruwatan di Sunan Geseng Kediri


Salah satu kegiatan rutin jama’ah Dzikrurrohmah Sunan Geseng Kediri adalah mengadakan kegiatan di bulan Muharom yang meliputi:

1. Amaliah Dzikrurrohmah plus sholawat 1000 kali selama 40 malam.
2. Khataman dengan sedekahan 40 tumpeng.

Dua macam amal ibadah yang diadakan oleh Jama’ah Dzikrurrohmah Sunan Geseng Kediri, yang mempunyai fadlilah dan keutamaan yang sangat besar.

Amaliah dzikrurrohmah plus sholawat 1000 kali selama 40 malam, ini memberi peluang pada masyarakat , secara umum yang suka mengadakan amaliah khususiah, beribadah pada malam hari, berdzikir dan bersholawat, olah batin penyucian hati dan jiwa dari berbagai kesenangan hawa nafsu. Amaliah ini adalah Ruwatan yang sesuai dengan ajaran Islam. konsep dan bentuknya sama dengan yang diajarkan para wali-wali dan sunan-sunan di tanah jawa yang sampai sekarang masih menjadi tradisi mayoritas orang jawa.

Artikel Terkait: