SEKRETARIAT:AULA Sunan Geseng Jl.Brigjend Katamso IV/03 Kediri Jatim. Phone (0354)683667 e-mail :dzikrurohmah@yahoo.com http://dzikrurrohmah.blogspot.com

BAROKAHAN BULAN MUHARAM 1432 H

Selasa, 25 November 2008

KEKAYAAN YANG TAK TERBATAS

Hari : Selasa Malam Rabu
Tangga l :25 November 2008
Di Rumah : Bpk. SUGIARTO
Alamat : TEPUS SUKOREJO
kABUPATEN KEDIRI
KEKAYAAN YANG TAK TERBATAS
Alloh tidak membeda-bedakan manusia, hanya manusia sendiri yang mebedakan, karena keimanan dan perilakunya sendiri. Dan tidak ada seseorang yang tidak berharap kesuksesan, baik sukses di dunia maupun di akhirat. Kita semua pasti berharap selalu mendapat keberkahan dari Allah swt, semua permohonan kita dikabulkan oleh Allah swt. Manusia itu adalah makhluk Allah yang paling banyak berharap. Harapan dan keinginan manusia tidak ada habisnya. Sifat kekurangan selalu melekat dalam manusia, tidak pernah merasa cukup dengan apa yang ada.


Hakikat orang yang sukses adalah orang yang penuh harapan dan selalu berharap rahmat dan barokah dari Allah swt. Di dalam hatinya tidak merasa putus dari rahmat dan berkah dari Allah swt.

Kunci awal dari sebuah kesuksesan adalah adanya harapan kepada Allah swt. Roja’ (harapan) kepada Allah adalah kunci utama sebuah kesuksesan. Walaupun secara materi (lahiriyah) kita tidak punya apa-apa, tapi kalau kita selalu berharap kepada rahmat dan kasih sayang Allah swt, maka itu merupakan awal sebuah kesuksesan dan kekayaan yang tak terbatas.

Seorang Hukama’ mengatakan :

Arrojaa’u minalloohi ta’ala ghinnan la yadhurruhu faqrun, wal ya’su anhu faqrun laa yanfa’u ma’ahu ghinan

Artinya : Adanya sebuah harapan dari Allah swt, merupakan suatu kekayaan yang tidak tergoyah oleh kefakiran. Sedangkan putus asa dari rahmat Allah swt adalah kefakiran yang tidak dapat tertutup oleh kekayaan.

Maksudnya, seumpama kita hidup didunia ini dalam kadaan kekurangan atau kefakiran, tapi dalam hati dan pikiran kita masih punya harapan rahmat dan kasih sayang Allah swt, maka kefakiran itu akan tersingkirkan oleh rasa kecukupan yang tak terhingga. Dan sebaliknya walaupun kita hidup dalam kekayaan harta yang melimpah, secara materi semua tersedia, pangkat, jabatan, rumah dan mobil mewah semua telah ada, tapi kalau dalam hati tidak ada rasa berharap rahmat Allah swt, maka itu adalah awal dari kehancuran dan kefakiran yang tak akan bisa tertutup oleh kekayaan.

KEFAKIRAN adalah tidak mempunyai sesuatu yang dibutuhkan, dan jika tidak membutuhkan sesuatu maka dinamakan KAYA.

Setelah kita mengetahui makna kefakiran, maka semua yang ada selain Allah swt adalah FAKIR, karena membutuhkan Allah dan hanya Allah sendiri yang kaya, karena Allah tidak membutuhkan pertolongan dari makhluk siapapun.
Semua yang ada ini pasti ada yang mengadakan, yang maujud ada yang mewujudkan, Dia-lah Allah swt. Selain Dia adalah makhluk yang tercipta dan masih butuh yang menciptakan yaitu Al-Kholiq. Dan semua makhluk masih butuh pertolongan Al-Kholiq, maka semuanya adalah fakir. Firman Allah :

Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya); Q.S. Muhammad : 38

Ini adalah fakir secara mutlak atau keseluruhan. Setiap orang yang tidak punya dan butuh sesuatu itu namanya fakir. Jika orang itu butuh harta maka disebut fakir harta. Dalam hal ini manusia tergolong menjadi lima golongan.

Pertama :
Apabila diberi harta dia tidak suka, dia enggan mengambil harta itu karena dia menjaga dirinya dari kejahatan dan bahaya serta gangguan dari harta itu. Orang fakir seperti ini dinamakan orang zuhud, yaitu orang yang memandang harta sama dengan memandang batu atau tanah, sesuatu yang tidak ada apa-apanya sekali. Ini adalah tingkatan tertinggi.

Kedua :
Dia tidak gemar dan tidak suka, tapi juga tidak membencinya. Dia rela dan ridho menerima dengan apa yang ada, dan dia selalu zuhud tidak menumpuk-numpuk, apabila menerima harta. Inilah tingkatan kedua yaitu maqom ridho.

Ketiga :
Dia suka kepada harta daripada tidak ada, tetapi kesukaannya itu tidak sampai pada rakus, yang selalu kurang dan ingin bertambah. Dia mau mengambil harta jika harta itu tidak syubhat dan halal secara mutlak. Orang seperti ini dinamakan qona’ah. Yaitu menerima dengan senang dan bersyukur apa yang ada ditangannya sendiri. Walaupun hartanya melimpah ruah dia tetap bisa mengendalikan diri dan terjaga dari kerakusan yang tercela, dan tetap dalam tingkatan yang terpuji. Semua aktivitas tidak mengganggu atau mengurangi pengabdiannya kepada Allah swt, bahkan hartanya dijadikan asbab wushul kepada Allah swt.

Keempat :
Dia tidak punya harta lantaran lemah tidak punya kemampuan dan kesempatan, seandainya dia mampu dan ada kesempatan pasti mencarinya dengan susah payah dan selalu disibukkan untuk meraihnya. Orang seperti ini, sekalipun tidak punya harta tergolong orang yang rakus dan tercela. Hati dan pikirannya penuh dengan angan-angan kosong tentang upaya untuk menumpuk dan mengumpulkan harta.

Kelima :
Yang dibutuhkan itu benar-benar sangat dibutuhkan, seperti orang dalam keadaan lapar dan tidak punya apa-apa. Maka mencari harta dalam keadaan seperti ini, sekalipun sangat ingin, tidak dinamakan rakus atau cinta harta, karena yang tidak dimiliki sangat dibutuhkan.

Hakikat kekayaan dan kefakiran adalah perasaan dan perilaku hati . Jika seseorang, hati dan pikirannya terbebas dari sifat tercela dan cinta dunia, maka datanglah rahmat dan pertolongan. Akhirnya berubahlah cobaan kemiskinan dan kefakiran itu menjadi kesenangan, sakit menjadi nikmat, takut menjadi sentosa, ibadah meningkat taqorrub, dan fakir berganti kaya, karena dalam hatinya telah menemukan kebesaran cahaya Ilaahy. Hati dan jiwanya telah kaya sebab telah merdeka dan terbebas dari ikatan harta benda dunia. Dan kaya seperti inilah yang disebut KAYA HAKIKI. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw :

“Kekayaan itu bukan karena banyaknya harta benda, tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kaya hati ”. HR. Bukhori dan Muslim dari Abu hurairah r.a

Kekayaan yang hakiki seperti itu, tak akan bisa diukur oleh sesuatu apapun dari materi. Tidak bisa dibatasi oleh hitungan dan bilangan. Semoga kita semua selalu dalam lindungan dan pertolongan Allah swt selalu dalam jalan yang dirahmati, diberkahi dan diridhoi Allah swt Dunia – Akhirat.

Haqqullah - Rahmatullah - Ridlo Allah



Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar

BERITA TERBARU


BLOG KELUARGA

Blog Archive

  © Blogger templates The Professional Template by Kang Anwar 2009

Back to TOP