ADMIN
Kata Pengantar Admin
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan Asma Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah, yang maha mengetahui seluruh rahasia tersembunyi dan dimana hati mukminin bergetar tatkala mendengar asma-Nya .Shalawat dan salam semoga tercurah pada penghulu sekalian Rasul, penyempurna risalah Ilahi beserta keluarganya.
Sekali lagi kami ucapkan syukur Al-hamdulillah dari lubuk hati yang paling dalam, atas karunia-Nya yang sangat besar kepada kami, berupa keimanan, keislaman, rohmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga kami menemukan jalan yang lurus untuk menuju keridhoan-Nya.
Sebelum kami paparkan lebih lanjut, sekilas kami ceritakan sedikit masa lalu kehidupan saya. Sejak kecil sampai dewasa kami hidup di lingkungan Pondok Pesantren, mulai pesantren yang kecil dan terpencil di daerah Trenggalek Jatim, hingga pesantren yang tergolong agak besar dan terkenal di daerah Blitar Jawa Timur. Setiap hari menu pelajarannya pendidikan agama murni, dengan ketat pelaksanaan hokum syari’at dan berbagai teori ajaran tasawufnya, yang disertai dengan disiplin tariqotnya.
Dengan tidak mengurangi rasa hormat dan tawadhu’ saya kepada para Ulama’ dan Kyai yang telah mengasuh, mendidik dan membimbing saya, kami tetap merasakan masih ada kegundahan dan kegoncangan dalam hati saya, walaupun saya sudah menekuni sebuah ajaran tariqot, tapi rasanya masih ada ganjil dan salah pada diri saya, saya mengalami rasa jenuh yang luar biasa, merasakan lelah yang sangat hebat. Dalam beribadah dan bersyariat pun terasa banyak yang masih terlewatkan. Belum lagi tuntutan kualitas dalam melakukannya.
Pertanyaan demi pertanyaan yang tidak mampu kami cari jawabannya dalam kitab-kitab yang tertulis, terus bergejolak dalam hati saya, utamanya bagaimana bias merasakan nikmatnya ibadah, mantapnya iman yang bisa memancarkan cahaya perilaku akhlakul karimah, hingga menjadi manusia yang sempurna sebagai kholifah di muka bumi.
Karena terasa bahwa saya masih jauh dari misi manusia tercipta sebagai kholifah di muka bumi, dan belum bisa mewujudkan Islam Rohmatan Lil aalamin. Mulailah saya bertanya dalam diri, apakah ada yang salah dalam ibadah saya? Saya berpikir bahwa hanya diri saya yang mengalami kegelisahan tersebut, namun ternyata banyak keluhan serupa terlontar dari ikhwan-ikhwan yang juga ketat dalam menjaga syariat.
Kalaulah saya tidak takut dosa mungkin saya akan mencari jalan lain untuk mendapatkan kedamaian dan ketentraman. Saya juga mengintip apa yang dilakukan orang lain dalam mencari kedamaian dan ketentraman. Dari sekian banyak yang saya temui melihat perilaku orang lain dalam mencari solusi. Tidak salah lagi ... kebathinan dan dunia klenik mistis perdukunan jadi pelabuhan jiwanya. Sementara sebagian lagi terjebak oleh retorika ilmiah yang disajikan dengan memisahkan tidak ada hubungannya dengan agama sama sekali., apalagi dengan dunia mantra-mantra. Dalam hal ini saya tidak akan membahas mengenai bagaimana dan tidak akan membuka perdebatan masalah apa yang dilakukan orang lain.
Dari pergolakan jiwa saya yang menggelegar itulah saya lari dari lingkungan hidup saya, mengembara dengan tujuan mencari Pembimbing dan penuntun hidup saya, mencari arti hidup yang hakiki, ketenangan dan kedamaian yang abadi.
Alhamdulillah, dalam pengembaraan saya di daerah Kediri, saya sampai di makam salah satu Auliya’illah, yaitu Sunan Geseng, akhirnya Allah mempertemukan saya dengan seseorang yang bisa memberikan ketenangan dan ketentraman dalam hati saya, yaitu Gus Nung Adi Kusuma. Dengan amaliyah Dzikrurrohmah yang diajarkannya, Lewat butiran mutiara nesehatnya, serta secara istiqomah mengikuti kegiatan-kegiatan Majelis Dzikrurrohmah itulah, satu persatu dari sekian banyak pertanyaan saya terjawab. Dari hasil perbincangan dengan rekan-rekan yang tergabung dalam majelis dzikir ini, banyak pengalaman yang telah mereka lalui. Apa yang mereka katakan hampir sama dengan apa yang telah saya lakukan. Dan ternyata mereka juga mengalami hal yang sama atas perubahan-perubahan dalam manisnya ibadah, sehingga berkembang memasuki keadaan hakikat yang sebenarnya dari bentuk syariat yang dilakukan.
Majelis Dzikrurrohmah ini, bukan suatu aliran agama, atau organisasi dalam satu kelompok atau golongan tertentu, tetapi hanyalah sebuah majelis ( perkumpulan) melaksanakan ibadah dzikir kepada Allah, semata mengharap rahmat dan ridho-Nya, untuk seluruh umat alam semesta, Dunia - Akhirat. Yang dido’akan tidak Cuma diri kita sendiri, tetapi semua sesepuh leluhur kita sampai Nabi Adam, anak dan keturunan kita semua, bahkan seluruh makhluk seisi alam semesta. Anda tidak usah khawatir untuk memasuki dunia iman lantas takut sesat, tidak! Saya justru hanya mengajak melakukan apa yang telah kita dapatkan, kalau sekiranya ada amalan yang keluar dari dasar Islam maka anda mempunyai hak untuk menentukan keluar dari majelis dzikir ini.
Banyak orang terjebak dalam menilai sesuatu. Kita digiring kepada persoalan yang sempit. Kerohanian tidak banyak dikenal orang Islam lantaran takut sesat seperti Syekh Mansyur Al Hallaj atau Syekh Siti Jennar yang terkenal dengan ajaran wihdatul wujud atau manunggaling kawula gusti. Dua orang yang dianggap sesat, menghalangi kita untuk belajar lebih dalam ilmu hakikat. Padahal berapa ribu ulama yang tidak sesat dalam belajar menghayati ruhiyah Islamiyah seperti Hujjatul Islam Imam Al Ghazaly, Imam Annafiri, Imam Syafi'i, Imam Hambali, Imam Hanafi, para shahabat rasul, serta Sunan bonang, Sunan Maulana Malik Ibrahim, Sunan Kali Jaga yang merupakan guru Syekh Siti Jennar, dan seterusnya yang hidup dengan ruhiyah Islamiyah. Tapi mengapa kita hanya mempersoalkan kesesatan dua tokoh tersebut. Kenapa kita tidak melihat ulama yang tidak sesat seperti yang disebutkan tadi. Ada sentimen apa sehingga begitu gencarnya mengekspos sesat dan bid'ah terhadap yang sungguh-sungguh dalam bermujahadah kepada Allah yang Maha Ghaib ...dan mengatakan belajar ilmu hakikat ini divonis haram.
Dan yang perlu kita catat, kesesatan itu tidak hanya pada ilmu kerohanian saja. ilmu fiqih, ilmu ekonomi, ilmu akunting dan ilmu komputer, atau ilmu apa saja dapat dibawa menuju kesesatan. Kenapa anda tidak pernah takut untuk belajar ilmu akunting, padahal dengan ilmu ini orang bisa menggunakannya untuk korupsi (maling) juga ilmu yang lainnya. Semoga kita tidak terpengaruh oleh pendapat sempit yang ia tidak pernah memasuki atau menghayati kedalaman Islam secara menghujam hingga ke lubuk hati.
Akibatnya kita menjadi korban atas pemberitaan yang tidak seimbang. Islam yang kita lakukan sekarang menjadi setengah hati, tidak sampai menghunjam ke dalam akar iman yang sebenarnya. Kita tidak pernah lagi mendengar suara hati kita terharu ketika berhadapan dengan Allah. Apakah hati kita berguncang keras tatkala asma Allah disebutkan berkali kali? Ketakutan kita terhadap permahaman tasawuf, yang menurut prasangka kita akan tersesat seperti Syekh Mansyur Al Hallaj atau Syekh Siti Jennar, telah membuat asma Allah tidak lagi mampu menyejukkan dan menggetarkan jiwa. Padahal keadaan itu merupakan tanda-tanda keimanan seseorang.
Untuk itulah, agar kita tidak terjebak dalam pemahaman sesat seperti di atas, agaknya kita perlu menengok perjalanan sejarah pengalaman para nabi dan rasul dalam meniti jalan keruhanian menuju lautan cinta dan kasih sayang Allah SWT.
Itulah sepatah kata pengantar kami sebagai Admin dalam Majelis ini, yang semua semua kegiatan dan amaliyahnya mutlak dibawah lindungan dan kuasa Allah swt, dan administrasi dibawah naungan YAYASAN SUNAN GESENG KEDIRI. Semoga kita semua selalu mendapat rahmat, barokah dan ridho Allah swt Dunia Akhirat. Amin Ya Robbal Aalamien.
Haqqullah – Rohmatullah – Ridho Allah
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
0 komentar:
Posting Komentar